Keberadaan tidak muncul dari
ketiadaan. Dia hanya datang dari yang ada. Sebab ketiadaan adalah tidak ada.
Yang tidak ada, tak memiliki ada. Karena tak memiliki, maka tak mungkin bisa
mengeluarkan atau memberikan ada kepada yang lain. Hanya dari yang ada-lah
munculnya setiap yang ada.
Karena ada hanya berisi yang ada,
maka tidak ada berada diluar ada. Tidak ada adalah tidak ada. Sehingga diluar
ada adalah tidak ada apa-apa. Itulah sebabnya, yang ada hanyalah ada. Ada tidak akan pernah
tidak ada. Tidak ada adalah tidak ada. Tidak ada takan pernah ada.
Hanya ada-lah yang dapat
memberikan keberadaan. Yang tidak ada mustahil memberikan keberadaan. Sebab
kaidah mengatakan bahwa yang tidak memiliki,
tidak dapat memberi.
Dari konsep ada diatas, dapat di
mengerti bahwa semua yang ada di alam ini pasti berawal dari yang ada. Kita
berasumsi bahwa semua yang ada ini memiliki awal atau asal adalah karena semua
yang ada keluar dari keberadaan. Alam yang ada ini mustahil muncul begitu saja dari
ketiadaan. Alam mustahil berasal dari tidak ada. Alam mucul pasti dari ada. Hal
ini dapat membuat kesimpulan: bahwa alam ini berasal dari sesuatu yang ada
sebelum alam itu sendiri, atau alam ini adalah yang awal tanpa awalan. Jadi
alam inilah sumber ada yang tidak bersumber.
Dengan kesimpulan tersebut dapat
dibuktikan bahwa harus ada awal dari yang ada sebagai sumber untuk munculnya setiap keberadaan.
Sumber adalah sesuatu yang tidak
memerlukan lagi kepada selainnya. Dialah yang memberi segala keberadaan tanpa diadakan oleh yang lain. Sumber ada
pasti adalah sesuatu yang paling sempurna, sederhana dan jelas. Sebab yang
tidak sempurna memerlukan kepada yang lain untuk sempurna. Jika sumber tidak sempurna kemudian menyempurnakan
dirinya sendiri, maka hal ini adalah mustahil sebab sumber yang tidak memiliki
sempurna tidak mungkin dapat memberikan/mengeluarkan kesempurnaan meskipun
untuk dirinya sendiri. Apalagi untuk yang selain dirinya. Begitupun, jika
sumber tidak sederhana, maka dia dalah komplek. Sesuatu yang komplek pasti
memerlukan kepada setiap bagian yang menyusun kekomplekkannya tersebut. Sebab
yang komplek adalah susunan dari yang tidak komplek. Maka semakin komplek
sesuatu pasti dia semakin memerlukan. Dan semakin sederhana sesuatu, semakin tidak
tidak memerlukan. Sesuatu yang paling sederhanalah yang tidak memerlukan kepada
yang lain. Sesuatu yang paling sederhana itulah sebagai sumber segala sesuatu
yang memiliki kebutuhan selain dirinya. Sesuatu yang tidak jelas pasti
memerlukan penjelas. Maka sesuatu yang jelaslah sebagai sumber kejelasan
terhadap semua yang ada selain dirinya.
Jika alam ini adalah katakana ala
mini sebagai sumber ada, maka dapat dipastikan hal itu salah. Sebab ternyata
alam ini adalah sesuatu yang sangat komplek. Karena sngat komplek, maka pasti
alam ini sangat membutuhkan kepada penyusunnya. Karena alam membutuhkan kepada
selainnya, maka artinya dia tidak sempurna. Sesuatu yang tidak sepurna tidak
memiliki kesempurnaan. Karena alam tidak memiliki sempurna, maka mustahil alam
dapat memberikan kesempurnaan kepada dirinya. Karena tidak memilik sempurna,
alam memerlukan sesuatu yang sempurna untuk menyempurnakan dirinya. Sesuatu
yang sempurna itulah yang menjadi sumber segalanya. Bukan alam.
Ketika kita merunut relaitas yang
ada di alam ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ada tingkat kompleksitas,
kebutuhan, kesempurnaan, kejelasan dan kesederhanaan. Dari yang paling komplek,
paling butuh, paling tidak sempurna dan paling tidak jelas sampai kepada yang
paling sederhana, paling tidak butuh, paling sempurna dan paling jelas
keberadaannya.
Kita mengatakan sesuatu yang
paling sempurna dengan sebutan TUHAN.
Kita sebut yang paling dengan MAHA. Maka tuhan-lah DZAT YANG MAHA sempurna.
Demikian juga berarti tuhan-lah yang maha kaya, maha sederhana dan maha jelas.
Dia-lah yang maha ada. Dialah sebagai sumber ada, tanpa perlu diadakan oleh
yang lain. Dia-lah yang memberi keberadaan kepada semua yang ada selain
dirinya. Tuhan memiliki ada, maka dia yang memberi keberadaan kepada dirinya. Adanya
tuhan tidak berarti dia berawal. Sebab yang berawal pasti asalnya tidak ada.
Sementara tuhan adalah yang ada sejak awal tanpa awalan, maka mustahil dia
memiliki asal. Dia-lah yang awal tanpa berawal. Tuhan adalah dzat yang maha
ada, maka mustahil dia akan lenyap/tiada. Artinya tuhan tidak akan pernah
memiliki akhir. Dia-lah yang akhir tanpa berakhir.
Tuhan adalah yang paling
sederhana. Dia sebagai dzat yang tidak tersusun dari bagian-bagian apapun.
Di-lah yang tunggal, dan maha tungggal.
Sesuatu yang sederhana adalah
sangat jelas dan mudah dipahami serta mudah diketahui. Tuhan sebagai yang
paling sederhana, maka dia adalah sangat jelas keberadaannya. Sangat mudah
dipahami dan mudah diketahui.
No comments:
Post a Comment