Aktifis Mahasiswa
terbiasa dengan dengung perjuangan, panji-panji perjuangan rakyat yang sudah
sering diteriakan dan seakan-akan menjadi lalapan yang biasa di pertontonkan dalam
momentum-momentum tertentu. Pertanyaan yang mendasar adalah konsepsi gagasan tentang
kerakyatan yang seperti apa yang ingin di perjuangkan?, perjuangan
mengembalikan kedaulatan rakyat adalah jawaban paling singkat yang keluar dari
mulut-mulut mahasiswa yang katanya memperjuangkan rakyat.
Dari
satu sisi mahasiswa dengan aksi turun ke jalannya adalah satu bentuk perjuangan
yang lahir dari sebuah konsepsi atau hanya sebagai gerakan reaksioner menyikapi
isu-isu yang muncul atau pula hanya mencari sebuah eksistensi yang tidak punya
tujuan dan targetan yang pasti dan atau bahkan gerakan mahasiswa yang aksi
turun ke jalan adalah aksi orderan dari kekuatan politik tertentu yang berhasil
membeli aksi mereka dengan harga murah. Walaupun
memang tak bisa dipungkiri, faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut
pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya
yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya. Mahasiswa yang merupakan
sosok pertengahan dalam masyarakat yang masih idealis namun pada realitasnya
terkadang harus keluar dari idealitasnya. Pemihakan terhadap ideologi tertentu
dalam gerakan mahasiswa memang tak bisa dihindari. Pasalnya, pada diri
mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektualitas dalam berpikir dan bertanya
segala sesuatunya secara kritis dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran
apa adanya. Sebuah konsep yang cukup ideal bagi sebuah pergerakan mahasiswa
walau tak jarang pemihakan-pemihakan tersebut tidak pada tempatnya.
Gerakan mahasiswa ternyata ikut larut juga
dalam kondisi sosial budaya masyarakat kita, dimana budaya hedonisme dan
konsumerisme yang demikian tinggi. Arah gerakan mahasiswa sudah tidak
lagi berbicara konteks memperjuangkan kepentingan masyarakat tertindas baik
dari penghisapan bangsa sendiri dan bangsa asing. Tetapi lebih berbicara apa
yang dapat diuntungkan dari situasi yang sulit ini. Degradasi inilah yang
menyebabkan kemrosotan pola pikir dan daya intelektual mahasiswa.
Mahasiswa sudah banyak berkurang tentang ide-ide cemerlang terhadap nasib
bangsa apalagi tentang kerelaan untuk mengorbankan nyawa demi tegaknya
nilai-nilai ideal. Padahal mahasiswa harusnya berjiwa idealis, progresive,
militan, dan revolusioner untuk mempertanyakan segala hal dari yang bersifat
pinggiran ke masalah yang bersifat asasi sekaligus melakukan
perubahan-perubahan yang dicita-citakannya. Dalam dunia gerakan mahasiswa sudah
tidak bisa lagi bertumpu pada hanya sekedar reorika semata.
Oleh karena itu gerakan mahasiswa yang
berangkat dari gagasan dan hasil dari kajian yang mendalam yang mencirikan sisi
intelektualitas sebagai mahasiswa sudah tidak lagi dipakai, semua berangkat
dari gerakan reaksioner yang cenderung mencari keuntungan dari kesulitan yang
terjadi. Minimnya gagasan yang berangkat dari akar permasalahan menjadikan
gerakan mahasiswa seperti musiman, tidak ada sebuah gerakan yang konsisten
mengawal isu hingga selesai dan sampai pada ujung pangkal.
No comments:
Post a Comment