…karena
aku merompak dengan perahu kecil,
maka
engkau sebut aku bajak laut.
Dan
hanya karena engkau merompak samudera
dengan
armada besar, mereka menyebut anda Kaisar..
Percakapan kaisar
dengan Bajak Laut
(Noam Chomsky)
“Selamat datang di dunia nyata..”, demikian judul tulisan
Slojov Zizek, pemikir anti globalisasi Barat, tentang peristiwa keruntuhan WTC.
Dalam tulisan yang dikomentari Noam Chomsky, dan Edward W Said itu, ia
menertawakan orang Amerika yang kaget menyaksikan bagaimana dua buah pesawat
menghantam dan kemudian meruntuhkan gedung beserta lebih dari 6000 orang di
dalamnya. Pemikir-pemikir Amerika tersentak oleh tulisannya, dan ia dikecam
habis-habisan. Tapi Zizek punya argumentasi yang kuat. Ia menulis:….”Bagaimana
mungkin anda akan marah terhadap kenyataan, bukankah kita biasa tersenyum
menyaksikan The Truman Show, yang
dibintangi Jim Carrey, sebuah film yang mewakili bagaimana kita menjadikan
dunia ini sebuah “studio besar”. Setiap adegan kita yang mengatur, setiap ada
yang menyimpang kita bereskan, setiap yang tidak setuju kita singkirkan, setiap
kesalahan kita cut dan ulang”. Kisah film Hollywood
itu menurut Zizek benar-benar telah merepersentasikan cara berpikir politik
luar-dalam orang Amerika.
Zizek, seperti juga Chomsky, pemikir kritis Yahudi itu,
menggelisahkan mainstream pemikir
materialis di Amerika. Ketika masa perang dingin, departemen propaganda
merancang rencana global meng-Amerika-kan bangsa-bangsa lain, dengan satu
tujuan menjadikan kapitalismelebih menarik dari komunis, maka dimulailah soft-terror ideology dengan teori globalisme, humanisme, pluralisme,
liberalisme, mendompleng produk dagangan mereka. Maka perlahan, ide kebebasan
model MTV telah menjadi komoditas keseharian negara di dunia ketiga, terror
globalisasi rasa burger McDonalds menghancurkan waralaba tradisional, dan
film-film Hollywood mematikan film-film produksi dalam negeri, dan sekularisasi
menjadikan dakwah agama komoditas dagangan, sama seperti acara TV lainnya.
Ketika era perang dingin (Laisses
Fraire Era) usai, Amerika kehilangan musuh ideologi, dan ide-ide anti
komunisme mulai tidak laku. Maka dimulailah terror jenis kedua. Dunia
memerlukan musuh jenis baru, maka Islam menjadi pilihan dan terorisme anti
kemanusiaan menjadi isu globalnya.
Didukung dana dan kecanggihan media membentuk opini, Amerika menjadikan
Islam identik dengan anti kemajuan, anti kemanusiaan, mengucilkan wanita, haus
darah, dan orang berjenggot adalah ancaman global yang radikal. Demikianlah
media virtual dan komoditas visual telah menjajah dunia. Dan Amerika ada di
belakang semuanya. Intinya, propaganda telah berhasil menjadikan negara duni
ketiga tunduk dalam imperialisme kapital Amerika dan Eropa, membuat
negara-negara itu bergantung penuh terhadap hutang-hutang Amerika. Sebuah penjajah baru yang dibalut
ide-ide kemanusiaan dan kemakmuran ekonomi-menulis Chomsky-maka sesungguhnya
Eropa dan Amerika-lah pencipta teror kesengsaraan yang sesungguhnya bagi dunia.
Kembali orang tersentak dengan komentarnya. Zizek pun
“diembargo” berbicara di TV Amerika, tapi ia tak sendiri. Beberapa pemikir
kritis orientalis seperti Edward Said membela. Ia menyebutkan betapa banyak
dosa dan teror dilakukan Barat atas Islam dan dunia ketiga, bagaimana media ala
Hollywood telah membalikkan fakta kekejaman tentara Israel dengan brutalitas
orang palestina yang meledakkan bom terhadap Israel. Ketika kita berbicara anti
rasial terhadap kulit hitam, kita membiarkan orang Serbia
menumpas muslim Bosnia .
Ketika kita berbicara demokrasi, kita mendanai kup militer di Nicaragua .
Ketika kita berbicara tentang New Economic Order, kita menekan dunia ketiga
dengan hutang-hutang. Dan ketika kita berbicara tentang hak-hak asasi manusia,
kita membiarkan 1,5 juta anak-anak di Irak mati kelaparan.
Said menulis keras dalam the
Folly of the Intelectuals, bahwa media Amerika telah menciptakan
realitas-realitas palsu (virtual reality),
terhadap Islam, dunia ketiga dan rakyat mereka sendiri tentang kehebatan
Amerika. Realitas komersial TV telah menjadikan manusia terjebak dalam
angan-angan hedonisme, superioritas palsu, ketertipuan dalam hasrat-hasrat
bendawi, menjauhkan manusia dari kebenaran sejati itu sendiri. Jika dunia Islam
dianggap paling militan dan menjadi garda depan ideologi kapitalisme, Said
menulis, yang demikian adalah wajar, sebab makna Jihad yang dicemasi Barat
adalah suatu proses memisahkan hakikat sebenarnya (Absolute Reality/Alam hakikat) dari hakikat palsu (Virtual Reality/hakikat khayali). Sejauh
kepalsuan dan dan kefanaan itu memabukkan manusia, sejauh itu pula jihad secara
universal ditegakkan, karena tak mungkin bercampur kebenaran dengan kebohongan
dalam diri manusia. Maka menurut Said, teror WTC, pemboman di Oklahoma oleh Timothy
McVeight, adalah apa yang harus dituai dari teror kemanusiaan atas veteran
perang AS di Timur Tengah, Cuba, dan imperialisme global mereka atas dunia
ketiga. Maka, berkaca diri adalah jawabannya.
“Selamat Datang di
Dunia Nyata….”
No comments:
Post a Comment