Ketka banyak orang
membicarakan suatu kemampuan seseorang yang kadang membuat orang terkagum-kagum
dengan kemampuan yang dimilikinya entah itu menyangkut kepintarannya dalam hal
olah raga, seni, dan sebagainya. Lalu orang-orang mengatakan itulah bakat, dan
bakat itu terjadi karena keturunan atau karena itu terjadi secara alamiah yang
melekat pada seseorang, padahal seriap orang juga bisa menjadi mahir dalam hal
tertentu tanpa dia berbakat ataupun tidak asalkan ada kemauan yang kuat dan
kerja keras.
Pada dasarnya bakat itu
tidak ada yang ada adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi yang ada
dalam diri kita, bakat bisa terlahir karena adanya latihan yang terus menerus,
seperti ketika anak seorang musisi yang pandai bermusik bukan karena bakat ayahnya
yang menurun ke anaknya secara genetis, tetapi anak itu melihat ayahnya bermain
music lalu kebiasaan bermain music itu di tularkan kepada anaknya, maka tak
heran jika anaknya pun pandai bermain music. Tapi kebanyakan orang memandang
bahwa bakat itu di turunkan padahal kebiasaan itu yang di turunkan.
Lalu berbicara masalah kelebihan
seseorang, yang dinamakan kelebihan itu terjadi karena adanya suatu pembanding.
Kelebihan terjadi karena adanya suatu pembanding, ketika seseorang di
bandingkan dengan yang “kurang” disbanding dirinya maka orang menyebut itu
suatu kelebihan. Namun jika ia di bandingkan lagi dengan yang lebih darinya
tentu itu bisa saja tidak disebut suatu kelebihan lagi. Maka dari itu hal yang
bijak harus di lakukan ketika kita berhadapan dengan orang yang “lebih”
kemampuannya dari kita adalah terus mempelajari dan belajar untuk menyamainya
bahkan melampauinya tindakan itu harus terus-menerus di lakukan dan tanpa di
sadari sebenarnya diri kita telah berada di puncak.
No comments:
Post a Comment