Pages

Apa Itu Ateisme?

Pengertian "Atheisme" sendiri sesungguhnya dapat bermacam-macam. Meskipun di negeri kita pandangan hidup itu sangat erat di kaitkan dengan komunisme, namun seseungguhnya penganut atheisme- atau tidak, lebih tepatnya, mereka mengaku sebagai atheis tidak terbatas hanya pada kaum komunis. Komunisme menjadi amat penting sebagai gerakan yang atheis karena sistem doktrinnya yang lengkap dan rapi, serta gerakannya  yang mendunia.

Pada dasarnya, atheisme adalah paham yang mengingkari adanya Tuhan,  yaitu suatu wujud yang mutlak, maha tinggi atau transendental. Bagi kaum atheis, yang ada ialah alam kebendaan, dan kehidupanpun terbatas hanya dalam kehidupan duniawi ini saja. Kehidupan rohani serta alam setelah kematian adalah khayal manusia yang tidak terbukti kebenarannya, karena itu juga mereka tolak. Dalam al-Quran di sebutkan adanya kelompok manusia, yang dalam firman itu tafsirkan sebuah acuan kaum theis Arabia, yaitu firman Allah:
Pernahkah engkau melihat orang yang menjadikan keinginannya (hawanya) sebagai sesmbahan (Tuhan)-nya, dan Allah, atas pengetahuan(tentang orang itu) menyesatkan serta memberi pendengaran dan kalbunya dan memasang penghalang dan pandangannya. Maka siapa yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah?! Apakah kamu sekalian tidak merenungkan? mereka (orang serupa itu) berkata "Ini tidak lain hanyalah hidup duniawi kita belaka, (di dunia itu) kita mati dan hidup, dan tidak ada yang bakal menghancurkan kita kecuali massa." Tentang semua hal itu meraka tidaklah mempunyai pengetahuan. Mereka hanyalah menduga-menduga saja.

Atheisme dalam sistem ajaran Komunis merupakan suatu bentuk ateisme falsafi. ia merupakan bagian dari suatu sistem ajaran yang lebih menyeluruh : di suatu pihak ateisme menjadi dasar pandangan hidup komunis, dan pihak lain tergantung prospektif atau sudut pandangnya ateisme adalah konsekuensi logis dari pandangan hidup komunis itu. Menurut Avanasyev, seorang ahli teori Marxisme dari Soviet (kini Rusia), ateisme seperti yang di kembangkan dalam komunisme telah di mulai oleh Benedic Spionza (1632-1677), seorang pemikir keturunan Yahudi yang hidup di negeri Belanda. Spionza merumuskan kesatuan material dunia. Dengan menolak dualisme ruhani-jasmani, ia mengatakan hanya ada dua substansi, yaitu wujud alam kebendaan, yang menjadi dasar objek di jagad raya. Substansi itu kekal dan abadi, dan menempati ruang yang tidak terbatas.

Spinoza adalah seorang atheis opaling terkemuka pada abad XVII. Ia tidak hanya mengkritik agama. Lebih jauh, ia berusaha membuktikan kepalsuan agama san menunjukan peranannya yang reaksioner. Tesis Spinoza bahwa alam menjadi sebab bagi eksistensinyasendiri menyingkirkan pengertian "Tuhan" dari alam dan merupakan substansi falsafah bagi atheisme. Di tangan para ideolog komunis (atau Mrxis-Leninis), ateisme falsafi itu menjadi dasar bagi pengembngan paham kebendaan historis (materialisme historis).

Sebagai gejala zaman modern, atheisme merupakan akibat langsung dan tidak langsung dari perkembangan ilmu pengetahuan. Ini terutama berkenaan dengan ateisme praktis, yang barangkali tidak begitu falsafi. Dalam pengertian ini, ateisme dapat di sebut sebagai pandangan sebagian besar orang modern (terutama di barat), khususnya jika yang di maksud dengan teisme adalah sikap tidak peduli kepada adanya Tuhan.Sebab bagi mereka ini, persoalanada-tidaknya Tuhan tidaklah demikian relevandengan makna hidup dan kejelasan tentang eksistensi manusia. Konsep tentang adanya "Tuhan" tidak lagi di perlukan untuk menjawab pertanyaan , mengapa manusia hidup, dan bagaimana manusia harus menempuh hidupnya sehari-hari? Semuanya dapt di jawab dengan ilmu pengetahuan.

Di masa lalu, ketika semua segi kehidupan manusia masih dengan "utuh" tercakup dalam lingkup keagamaan, kepercayaan tentang adanya "Tuhan" mwmang diperlukan. Maka bidang garapan manusiayang sekarang dianggap bidang keilmuan belaka, seperti kedokteran, astronomi, kesenian dan pendidikan, dahulu selalu dikaitkan dengan agama dan kepercayaan kepada Tuhan. Tapi menurut mereka, di zaman modern, kita sebagian besar bidang kehidupan itu, jika tidak semuanya, dapat di tempuh, di terangkan dan di beri makna dari sumber keterangan ilmiah, maka "Tuhan" tidak lagi di perlukan. Ibaratnya, dahulu orang mungkin harus berdoa agar rumahnya tidak di sambar petir, berdasarkan anggapan bahwa petir adalah sesuatu yang disangkutkan dengan murka Tuhan. Sekarang , kita diketahui secara ilmiah bahwa petir adalah gejala listrik yang dapat di tangkal dengan alat tertentu (penangkal petir), orang pun berhenti berdoa, dan peranan Tuhan pun tersingkir, setidaknya "Tuhan" yang  "personal", yang aktif berperan mencampuri hidup manusia seperti menyelmatkan, mencelakakan, memanfatkan, mengutuk dan seterusnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa semuanya itu adalah kepercayaan palsu belaka. maka "Tuhan" dinytakan telah mati, dan terkenllah ucapan Nietzche, seorang filosof eropa modern: "Kejadian paling akhir bahwa Tuhan telh mari, bahwa kepercayaan kepada tuhannya Kristen menjadi tidak bisa di pertahankannya lagi sudah membayangi seluruh Eropa".

kuyen kuyasakti

Rakyat jelata yang haya ingin berbagi informasi.

No comments:

Post a Comment